Corona, tentang kepedulian

Berita ttg virus corona menyebar saat saya sedang berada d kampus. Kaget pasti. Tapi yg dilakukan adalah beristighfar. Nothing we can do..kecuali mohon perlindungan kpd Allah. Itu yg pertama.

Setelah selesai kuliah sambil mengingatkan mahasiswa utk sllu jaga kbersihan  , saya bergegas pulang. Mampir sebentar ke mart terdekat , rencana mau beli pisang ambon  utk makan siang. Pengganjal perut sebelum makan beneran di rumah.

Saat bayar, disebelah kasir tampak sabun antiseptik dan cairan antiseptik terlihat menumpuk. "Ada yg borong barusan bu" kata  kasir.

Pagi saat perjalanan menuju kampus, saya melihat seorang pemulung berjalan tertatih membopong kantong besar hasil memulung. Tertatih krn kaki sebelah kanan yg lbh kecil dr kaki kirinya. Pun tangan sebelah kanan terlihat ditahan oleh kain yg menopang di bahunya. Ya Rabb...gumam ku. Betapa bapak tadi menjaga izzah dr meminta2.

Tak jauh dari bapak tadi. Melintas lama didepan mobilku seorang bapak yg membawa gerobak . Lagi dengan jalan yang kakinya miring agak sedikit tertatih menarik gerobaknya. Air mata menggenang di mataku. Cukup lama aku mengikuti nya krn jalan yg sempit 2 arah.  Mobil belakang klakson2 ngga sabar. Aaah....biar aja.....dia gak lihat siapa di depan mobilku.

Sampai dirumah kabar ttg rush makanan melintas di wa ku . Indomie, beras , dll menumpuk di keranjang belanjaan mereka. Pikiran ku melayang ke dua bapak yg saya temui tadi pagi. How about them ??? Jangankan menimbun makanan atau menstok perbekalan. Untuk makan di hari  yg sama saja pasti mereka kesulitan. Jangankan memikirkan tentang virus corona, bertahan utk hidup saja sudah perjuangan berat.

Corona bukan hanya ujian kesehatan
Tapi juga ujian atas kepedulian kita

Brebes mili...air mata mengalir deras....
Semoga....Allah kuatkan mereka ..

Comments

Popular posts from this blog

Kala bersepeda

Guru ngajiku

Rindu Rasul