Umroh 2014



Ibu sepuh disebelah saya tampak kesulitan membuka meja depan nya. Dengan bahasa jawa halus beliau bertanya pd dirinya sendiri.
 " gimana ya "  . Saya pun membantunya perlahan.

Bapak  bersarung di seberang saya juga tampak kebingungan , "teh nya kok dadi asin " ... bapak sebelahnya terkekeh. Rupanya bapak itu menuang "salt" pada gelas teh yg baru saja diberikan dr pramugari kuwait airlines.

Itulah awal perjalanan umroh kami berdua tahun 2014 lalu. Perjalanan umroh yang luar biasa. Saya menganggap perjalanan yg spesial karena bersama kami ada 35 jamaah lain yg saya menimba ilmu dari mereka.

35 jamaah itu berasal dari desa terpencil di purworejo. Perlu waktu belasan tahun utk mereka yang sebagian petani singkong utk mengumpulkan uang berumroh bersama sama satu desa. Sebagian besar nenek kakek berusia 60 sp 70 tahun .

Saya pelajari bagaimana mereka menjadi orang pilihan Allah dan menjadi tamuNya.
Kesederhaan, ketulusan dan keikhlasan mereka menunggu sampai semua 35 jamaah  siap adalah suatu yang luar biasa. Karena  mereka tidak muda lagi. " Ya kalau belum siap semua ya belum berangkat bu , kami tunggu " demikian jawaban  saat kutanya kan kekompakannya menunggu kesiapan satu sama lain. Tidak ada rasa egois antara mereka untuk saling dahulu lantaran dananya telah  tercukupi.

Kebiasaan jamaah Indonesia yang gemar belanja tidak terlihat pada rombongan kami. Jamaah terdiri dari 35  Petani singkong dari purworejo plus beberapa jamaah dr jakarta. Total 40 orang. Kami pun ikut terbawa nuansa kesederhanaan mereka.

"Gimana buat belanja bu...kami bisa sampai sini saja sudah bersyukur sekali " kata mereka dgn bahasa jawa halus

Semangat ibadah tak peduli berapa usia , tingkat Tawakal yang tinggi dan keikhlasan terpancar dari wajah sepuh mereka....Itulah akhirnya saya memahami mengapa mereka menjadi orang pilihan Allah untuk menjadi tamunya.....

TAQWA is the key

Comments

Popular posts from this blog

Kala bersepeda

Guru ngajiku

Rindu Rasul