Belajar dari Surat Abasa; ketika teguran itu datang





Lembutnya dakwah #belajar dr QS Abasa
Ketika teguran Allah itu datang  kepada KekasihNya, lantaran seorang Ibnu Ummi Maktum. Cukuplah pembuktian bahwa dakwah Islam sangat lembut dan universal. Seorang buta yang berkeinginan besar mendapatkan pengajaran dari Rasulullah , mendapatkan posisi begitu mulia di mata Allah dibanding pembesar-pembesar Quraisy.
“Berilah aku petunjuk ya Rasulullah , ajarkan kepadaku apa apanygbtelah diwahyukan Allah kepadamu ” perkataan sederhana yang menjadi alasan Allah memuliakan Ibnu Ummi Maktum. Perkataan yang disampaikan ketika Rasulullah sedang berdakwah di antara pembesar Quraisy dan beliau berpaling darinya dengan tetap menghadapi pembesar-pembesar Quraisy. Aktivitas yang juga sangat mulia , berdakwah diantara pemimpin dan tokoh strategis yang keberhasilannya  sangat mempengaruhi perkembangan dakwah Islam.
“Apakah yang saya katakan ini mengganggu tuan ? ” demikian Ibmu Ummi Maktum berkata lagi. Ucapan yang diulangi beberapa kali karena ia tidak mengetahui bahwa Nabi sedang menghadapi pembesar Quraisy.
Terlihat sikap Rasulullah  kurang senang dengan perbuatan Ibnu Ummi Maktum., yang seolah mengganggu beliau dalam kelancaran Tablighnya. Sehingga beliau memperlihatkan muka masam dan berpaling darinya.
“Wahai orang yang bermuka masam dan berpaling…karena seorang buta yang telah datang padanya….Dan tahukah engkau Muhammad barangkali ia ingin menyucikan dari dosa….atau ingin mendapatkan pengajaran dan memberi manfaat kepadanya…..adapun orang yang merasa dirinya serba cukup….maka engkau memberi perhatian kepadanya…..padahal tidak ada cela atasmu kalau dia tidak beriman……dan adapun orang yang datang padamu dengan segera….sedang dia takut kepada Allah….malah engkau mengabaikannya….”
Teguran sayang Allah kepada Rasulullah dalam surat Abasa  menunjukkan perhatian Allah yang besar terhadap metode dakwah. Berpaling dan bermuka masam terhadap orang yang kekurangan padahal dia lebih bersegera dalam keimanan menimbulkan perasaan sedih hati dan kekecewaan bagi objek dakwah.
Allah Maha mengetahui dan Maha lembut bagi hamba hambaNya. Ditegurnya dengan santun kekasihNya agar tidak bersikap demikian. Bahwa dakwah harus bersikap lembut, tidak memandang siapa yang didakwahi baik orang biasa ataupun dia pemimpin . Bersikap ramah dalam berdakwah adalah perintah Allah, memiliki empati, perhatian,  kasih sayang adalah modal dalam berdakwah.

Sesungguhnya Allah Maha lembut bagi para hamba-hambaNya….dan dakwah Islam memiliki kelembutan dalam penyampaiannya

Comments

Popular posts from this blog

Memfungsikan mezanin sbg mushola

Kala bersepeda

Duduk